Selasa, 26 November 2013

Optimalisasi Sistem Pendidikan (Perubahan untuk Indonesia) : by MS

26 September 2013 pukul 11:56
 
Pendidikan merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan masyarakat. Dengan pendidikan, seseorang dapat meraih posisi (prestise) dalam struktur masyarakat. Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang masih dikategorikan sebagai “negara berkembang”, dengan angka pertumbuhan penduduk yang kian meningkat tiap tahunnya, tetapi tidak diselingi dengan peningkatan kualitas pendidikan yang tinggi. Hal ini tentu menjadi topik menarik bagi kita seorang yang menyandang status “mahasiswa” bidang ilmu-ilmu sosial dan politik.

Dalam hal ini, saya akan memaparkan suatu opini yang mungkin dapat menjadi masukan kecil bagi Kementerian Pendidikan Republik  Indonesia. Mengenai sistem pendidikan di Indonesia, kita tahu bahwa kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah tiap tahunnya pasti memiliki perbedaan yang tidak signifikan, hanya ada beberapa unsur saja yang direvisi dalam sebuah pergantian kurikulum. Misalnya, pergantian pada kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada tahun 2004 menuju ke KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), untuk tingkat Sekolah Dasar, perubahan yang berarti hanya pada pemecahan mata pelajaran PKPS (Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial) menjadi PKn dan IPS seperti pada model kurikulum tahun 1994.

Dari fenomena diatas, kita tahu bahwa pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia itu seperti sebuah lingkaran atau “siklus” saja, dimana model sebuah kurikulum tersebut akan kembali lagi pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut tentu tidak akan memberi pengaruh besar terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, sedangkan potensi yang ada di dalam setiap individu sukar dikembangkan, karena sistem yang dianggap terlalu monoton hanya akan membuat kualitas pendidikan bangsa ini tidak bergerak lebih maju (stagnan, tidak dinamis).

Berbeda halnya jika sistem pendidikan Indonesia mengacu pada potensi setiap individu. Artinya, setiap individu dapat dengan mudah mengembangkan potensi yang ada dalam  dirinya. Untuk tingkat Sekolah Dasar mungkin masih dapat dilaksanakan seperti pada kurikulum-kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia. Namun pada saat seseorang memasuki jenjang Menengah Pertama, seyogyanya mereka telah belajar dengan cara menempatkan dirinya pada kelas-kelas yang cocok dengan potensi, minat, dan bakatnya. Misalnya seseorang yang berbakat di bidang sastra, mereka memasuki kelas bahasa dan sastra. Kemudian seseorang yang memiliki bakat eksak, mereka memasuki kelas-kelas yang berbasis eksakta. Dan banyak lagi bakat-bakat lain dan kelas khusus untuk mereka. Dengan cara seperti itu, seseorang atau bahkan semua generasi penerus bangsa ini akan berkembang menjadi sosok-sosok besar yang dapat membangun negeri ini, notabene hampir semua kekayaan bangsa Indonesia dikelola oleh orang-orang dari bangsa lain. Tentu ini bukan hal yang sepele bagi kelangsungan kehidupan, kesejahtareaan, dan kemakmuran bangsa ini. Dan kita sebagai generasi penerus bangsa, mari kita optimalkan potensi yang ada dalam diri kita untuk membangun bumi pertiwi tercinta ini menjadi Indonesia yang sejahtera, makmur dan sentosa, serta dapat bersaing dengan bangsa-bangsa Adidaya lainnya.

©2013