Senin, 12 Mei 2014

Un Fils Unique.....

1. Pada masa lampau, anak tunggal nyaris tidak mengetahui tentang arti "berbagi". Maka pada suatu masa, ia akan mencari tahu dengan segala cara "kepada siapa ia harus berbagi".

2. Pada masa lampau, anak tunggal tidak terlalu banyak mengenal apa yang dinamakan "kebersamaan". Maka pada suatu masa, ia akan bereksplorasi bagaimana cara untuk mencari sebuah kebersamaan, entah dengan siapa.
 
3. Pada masa lampau, anak tunggal tidak terlalu sering diganggu oleh orang lain. Maka pada suatu masa, ia akan merindukan hal-hal yg membuat dirinya merasa terganggu.
 
4. Pada masa lampau, anak tunggal tidak sering berbuat jahil kepada orang lain. Maka pada suatu masa, ia akan sering mengungkapkan emosi khusus untuk berbuat jahil kepada orang lain di dekatnya, meskipun baru ia kenal beberapa saat.
 
to be continue....
#AnalisisDiri. By: MS.

Rabu, 23 April 2014

Sebuah Periode Emas


Dilahirkan di sebuah keluarga kecil yang sarat akan kesederhanaan membuat saya menjadi pribadi yang tidak menyukai hal-hal mewah seperti kebanyakan orang. Tampil sederhana dan apa adanya merupakan ciri khas dari sosok ini. Kehidupan indah masa kecil yang penuh kasih dan sayang juga membentuk karakter saya sebagai sosok yang menghargai dan peduli terhadap sesama. Keluarga saya termasuk keluarga yang mengedepankan nilai-nilai sosial terutama nilai keagamaan. Semua hal yang beraroma religi selalu diajarkan kepada saya, si Hitam Manis. Bahkan sebelum ia memasuki jenjang Sekolah Dasar pun, si Hitam Manis sudah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah Taman Pendidikan Al-Qur’an, bukan Taman Kanak-kanak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Kurang lebih usia 4 atau 5 tahun, ia menjalani rutinitas itu, yakni berangkat ke TPA tiap pagi, terkadang diantar oleh ibu maupun saudara atau bahkan berangkat sendiri dengan jalan kaki pada saat itu. Selain aktivitas itu, hal lain yang kerap dilakukan oleh sosok kecil itu ialah mengikuti pengajian rutin pemuda kompleks tiap malam Jumat di kampungnya, memang pada saat itu si Hitam Manis merupakan yang paling muda dari semua yang mengikuti pengajian tersebut. Dan tak jarang juga ia tertidur di tengah-tengah acara. Lucu memang, namun itulah yang terjadi pada saat itu.
Tetapi si Hitam Manis pun tidak melupakan hal yang sewajarnya dilakukan oleh anak-anak pada umumnya, yakni bermain. Sepulang dari TPA, kebiasaannya ialah menanggalkan tas dan seragamnya di sembarang tempat lalu segera berganti baju dengan kaos dan celana pendek favoritnya (biasanya berwarna biru atau cokelat) dan kemudian berlari menemui teman-teman yang sedang asyik bermain di lapangan dekat rumah. Tentu itu menjadi hal yang sangat menyenangkan baginya.
Faktor pokok pembentuk pribadi si Hitam Manis ialah input sosialisasi yang diberikan oleh keluarganya, sosialisasi yang diberikan tergolong unik, dan memang hal itu sangat berpengaruh terhadap karakter dan kepribadiannya. Nilai-nilai yang sangat diterapkan antara lain kedisiplinan dan kejujuran. Dari hal kecil seperti untuk makan sangat diperhatikan oleh keluarganya. Hampir setiap hari ketika si Hitam Manis sedang bermain, ibu ataupun saudaranya menghampiri untuk mengajaknya pulang dan segera makan siang. Tak jarang jika sifat manjanya pada saat itu muncul, ibu memilih untuk membawa makanan ke tempat di mana si Hitam Manis bermain dan menyuapinya hingga ia merasa kenyang. Sungguh sosok ibu yang baik hati. Ketika waktu dzuhur tiba, dengan sendiri maupun atas perintah ibunya, sosok kecil itu bergegas ke musala yang sebenarnya berniat melakukan salat dzuhur, namun momen itu dimanfaatkan si Hitam Manis untuk meminta mikrofon kepada muadzin seusai melantunkan adzan, dengan maksud utnuk digunakannya sebagai pengeras suara dalam melantunkan syair sholawat sembari menunggu imam datang. Sungguh hal yang unik.
Tidak sekedar demikian, keluarga si Hitam Manis merupakan salah satu keluarga yang selalu memberikan penghargaan maupun hukuman kepadanya atas apa yang telah ia capai dan ia lakukan. Ketika si Hitam Manis memasuki Sekolah Dasar misalnya, pada semester pertama ia berhasil mendapatkan posisi pertama di kelasnya, nilai rapor yang sangat baik membuat keluarganya bangga dan tidak segan untuk memberikan hadiah berupa paket alat tulis, uang jajan, maupun kesempatan bertamasya di objek wisata yang ada di daerahnya saat itu. Tidak hanya penghargaan saja, hukuman pun tidak segan diberikan oleh keluarganya apabila ia melakukan hal yang melanggar aturan, misalnya saja teguran yang begitu mengena ketika ia pulang bermain terlalu sore, karena pada saat itu ia harus berangkat ke TPA lanjutan karena pagi harinya ia belajar di sekolah formal. Atau bahkan ketika ia dengan sengaja tidak berangkat ke TPA dan lebih memilih untuk bermain, maka jeweran kuping kanan dan kiri akan diberikan kepadanya. Hal yang menyakitkan pada saat itu, tapi itulah konsekuensi yang harus ia terima atas apa yang telah ia perbuat.
Pemaparan di atas merupakan sekelumit kisah kehidupan sosok kecil yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang penuh kasih sayang, sarat akan kedisiplinan dan mengedepankan aspek religi, serta menjunjung tinggi nilai kejujuran. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sosok itu. Dan dapat dimungkinkan sikap tersebut dapat menjadi sikap dasar dari sosok itu. Dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat, kita dapat terhindar dari masalah-masalah yang timbul atas kecerobohan kita. Nilai agama juga sangat berperan, mengingat itu adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan tidak dipungkiri bahwa tujuan akhir hidup kita adalah untuk bertemu Tuhan kita dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita lakukan selama di dunia.

Hakekat Politik dalam Kehidupan Sehari-hari


Politik adalah salah satu ilmu yang telah ditemukan sejak lama. Yang mana dalam politik itu tertera metode atau cara untuk dapat meraih kekuasaan, maupun metode untuk mempengaruhi orang agar berkenan mengikuti apa yang kita harapkan. Politik juga membahas mengenai bagaimana pendekatan-pendekatan yang lazim dilakukan oleh seseorang untuk dapat berbaur dan menjadi pusat perhatian khalayak. Dengan kata lain, politik merupakan ilmu yang digunakan oleh seseorang untuk memperoleh ataupun mempertahankan kekuasaan, dengan cara-cara yang sudah dijelaskan di dalam ilmu tersebut. Sehingga seseorang atau kelompok dapat menjadi sebuah objek yang memiliki peran tertentu.
Seperti disiplin ilmu pada umumnya, ilmu politik juga memiliki berbagai fungsi pokok, yakni sebagai sarana komunikasi politik, artikulasi kepentingan, dan lain sebagainya. Yang seyogyanya fungsi-fungsi tersebut dapat dijalankan sebagaimana mestinya sesuai kode atau rambu-rambu yang diberlakukan dalam penjalanan fungsi-fungsi tersebut. Karena jika rambu-rambu tersebut tidak dihiraukan atau tidak diperhatikan, maka akan menyebabkan suatu ketimpangan sosial dalam masyarakat yang sebenarnya ketimpangan tersebut adalah hal yang terjadi karena sikap salah seorang atau kelompok yang kurang bertanggungjawab dalam menjalankan fungsi-fungsi politik.
Politik dalam kehidupan masyarakat memiliki banyak sekali manfaat, jika politik itu dijalankan sebagaimana mestinya. Karena di dalam ilmu politik tersebut telah diajarkan mengenai bagaimana cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tentunya dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan paradigma negatif di dalam masyarakat. Politik telah banyak memberikan jalan dan juga konsep-konsep yang sangat apik untuk diterapkan oleh manusia dalam setiap langkah yang ditempuhnya untuk meraih sebuah prestise dalam masyarakat dengan maksud dan itikad yang luhur.
Di Indonesia pada sekarang ini, politik seringkali disalahgunakan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggungjawab, mereka memanfaatkan politik untuk kepentingan pribadi atau golongannya, yang mana hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan nilai-nilai pada dasar atau pedoman Negara kita yakni Pancasila, yang di dalamnya memuat berbagai macam nilai kehidupan yang semestinya, seperti mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu juga banyak para elit politik di Indonesia yang gemar melakukan aksi terselubung yang sangat keji yaitu mengambil hak rakyatnya, dalam konteks ini adalah biaya-biaya yang seharusnya digunakan untuk melancarkan atau mendukung program-program pemerintah yang berkenaan dengan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali warga Negara Indonesia yang sampai sekarang ini masih jauh dari kategori “sejahtera” lantaran hak yang seharusnya mereka terima justru disalahgunakan oleh pihak yang tidak bermoral itu. Tanpa disadari, hal buruk yang mereka lakukan ialah sama dengan mencoba menyengsarakan rakyatnya sendiri, yang ada dalam benak merka hanyalah kesenangan duniawi semata. Mereka sama sekali tidak berprinsip dengan apa yang terdapat di dalam ilmu politik yang sesungguhnya.
Selain contoh besar di atas, politik juga terdapat bahkan tertanam pada masyarakat pada lapisan terbawah sekalipun, misalnya suatu kelas, baik itu jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Terdapat persaingan yang ketat di dalam suatu kelas, yang mana setiap individu berpacu dan memiliki ambisi untuk menjadi sosok yang unggul di dalam kelas tersebut. Hal itu seyogyanya tidak dilakukan dengan cara-cara ekstrim seperti menyontek saat mengerjakan ulangan, menjiplak pekerjaan orang lain, maupun membuat karya dengan menyalin secara keseluruhan sumber dari pihak lain atau yang sering disebut dengan plagiarisme, dimana hal itu merupakan suatu usaha yang salah. Seorang pelajar maupun mahasiswa hendaknya melakukan usaha yang sesuai dengan nilai-nilai sosial untuk meraih prestasi di kelas, dengan belajar yang tekun, mengerjakan tugas dari guru atau dosen dengan baik, dan tidak melakukan hal-hal lain yang dianggap sebagai sesuatu yang fatal.
Masih di lingkup dunia edukasi, organisasi yang terdapat di dalam sebuah instansi pendidikan itu sebenarnya sarat akan politik, dimana seseorang yang ingin menjadi atau menduduki posisi tertentu dalam sebuah struktur organisasi tersebut pasti melakukan metode politik, baik secara disadari maupun tidak. Seseorang yang ingin menjadi pemimpin misalnya, ia harus memberi bukti konkrit atas kinerja selama berkecimpung di dalam organisasinya, agar mendapat kepercayaan yang lebih dari para anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut. Selain itu, calon pemimpin juga harus melakukan pendekatan kepada semua elemen instansi pendidikan tersebut agar pada saat diadakan kegiatan pengambilan suara nanti bisa memperoleh suara lebih dari pada calon lainnya. Tentunya semua itu dilakukan sesuai prosedur yang tercantum.
Kemudian, arti politik yang sesungguhnya dalam kehiduoan bermasyarakat menurut saya ialah sikap kita dalam menjalani kehidupan ini, sikap dimana individu dapat memposisikan dirinya pada berbagai macam keadaan, dengan asumsi agar tercipta kerukunan di dalam masyarakat. Tidak hanya berbuat baik apabila kita sedang mencari perhatian kepada orang lain dalam sebuah kompetisi saja, tetapi berbuat baik setiap waktu di semua kondisi. Dengan hal itu, tentu kita bisa lebih mudah dalam menjalani berbagai aktivitas, terutama pada saat kita berada dalam sebuah ring kompetisi yang membutuhkan dukungan orang banyak. Sebuah kemenangan atau keberhasilan akan lebih mudah kita raih jika kita telah mendapatkan kepercayaan maupun respon positif dari orang lain.
Dalam dunia politik juga diajarkan tentang etika poltik, dimana seseorang yang sedang berpolitik itu harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam ilmu perpolitikan. Misalnya, dalam sebuah pemilihan calon legislatif anggota DPRD Provinsi, seorang calon tidak boleh berkampanye melebihi batas-batas aturan yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan atas rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Selain itu juga seorang calon tidak diperkenankan menjatuhkan nama calon lain dengan cara apapun yang dapat mencoreng dan merendahkan nama calon tersebut dengan tujuan agar saingannya itu dapat dengan mudah dikalahkan karena kesan buruk masyarakat terhadap calon itu. Hal tersebut sangat ditentang dalam aturan main sebuah pemilihan umum.
Begitu juga pada masyarakat pada umumnya, kita sebagai masyarakat yang baik tentu tidak boleh berperilaku atau bersikap rasis terhadap setiap komunikasi politik yang dilakukan oleh calon legislatif yang sedang menyampaikan maksud dan tujuan ia mencalonkan diri bakal wakil rakyat. Masyarakat diharapkan  dapat mencermati setiap kata yang keluar dari mulut calon tersebut, mengolah serta menganalisisnya. Selain itu juga kita dihimbau untuk menelusuri rekam jejak si calon dari berbagai aspek, sehingga kita dapat menyimpulkan terkait dengan siapa yang akan kita pilih dan dianggap layak untuk menjadi wakil kita di tingkat provinsi atau bahkan di kancah nasional selama satu periode.
Dari pemaparan di atas, kita dapat mengambil intisari dari semua itu, kita sebagai makhluk sosial yang berbudi pekerti luhur, tentunya dapat bersikap secara arif bijaksana dalam setiap tindakan kita, termasuk dalam berpolitik. Jangan sampai kita membuat masalah, baik ringan maupun berat kepada orang lain (individu atau kelompok), sehingga masyarakat terhindar dari konflik yang disebabkan atas kesewenang-wenangan salah satu pihak. Kita jadikan politik sebagai alat untuk meraih keuksesan yang hakiki, yang akan membawa kita kepada kebahagiaan yang sesungguhnya, bahagia yang kekal, tidak terganjal oleh suatu hal yang disebabkan oleh keteledoran pada masa lampau saat berpolitik dalam lingkungan. Politik bukanlah sesuatu yang kotor, politik ibarat sebuah pohon kelapa, yang semua bagiannya dapat dimanfaatkan dan dapat bermanfaat, selagi benar dalam menggunakannya.

Politik yang Mulia, Politik yang Semestinya


Dalam kehidupan bernegara, tentunya kita mengenal apa yang dinamakan dengan politik. Politik digunakan oleh seseorang untuk meraih maupun mempertahankan sebuah kekuasaan. Tidak hanya di lingkup Negara, dalam masyarakat umum pun politik seringkali digunakan, meskipun aplikasinya tidak begitu disadari oleh kebanyakan orang.
Menjalankan sebuah roda perpolitikan sangat dianjurkan dengan menggunakan metode atau langkah-langkah yang sesuai dengan nilai-nilai sosial. Seseorang maupun kelompok tidak boleh melakukan hal dengan sewenang-wenang. Dengan kata lain, berpolitik itu harus memperhatikan aturan yang berlaku di dalamnya. Dengan hal itu tentunya tidak akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh, ketika berlangsungnya sebuah atau salahsatu fungsi politik yaitu fungsi Rekruitmen Politik, dimana fungsi tersebut berisikan hal-hal yang terkait dengan proses penjaringan anggota-anggota dalam sebuah struktur politik. Dalam hal ini, para calon yang akan bersaing di dalamnya harus melewati berbagai tahap, mungkin salah satunya ialah uji kualitas dari masing-masing calon (kompetitor politik). Hal yang umum ialah mengenai pendidikan, banyak kasus yang terjadi di dalam sebuah proses rekruitmen politik, yakni pemalsuan ijazah oleh calon-calon yang tidak bertanggungjawab. Hal tersebut tentu sangat merugikan berbagai pihak. Seseorang yang sebenarnya tidak menempuh salah satu disiplin ilmu justru menamakan dirinya sebagai lulusan pada disiplin ilmu tersebut. Atau bahkan seseorang yang sebenarnya tidak menempuh suatu jenjang tertentu justru memposisikan diri dan mencetuskan secara tidak legal bahwa ia telah lulus pada jenjang pendidikan tersebut. Hal ini tentu akan berdampak terhadap kelangsungan kehidupan suatu oraganisasi, baik pada jangka pendek maupun jangka panjang.
Contoh diatas mencerminkan betapa tidak pantasnya sebuah langkah dalam berpolitik di Negara ini. Hal tersebut harus diminimalisasi agar tidak selalu menimbulkan kejanggalan dalam dunia politik skala regional maupun nasional. Pencegahan itu tentu dimulai oleh setiap individu yang akan atau sedang berkecimpung dalam dunia politik. Cara yang paling mendasar misalnya dengan menerapkan nilai-nilai luhur yang sudah (sebenarnya) mendarah daging di masyarakat Indonesia. Dengan cara itu, seseorang atau kelompok tentunya dapat mengetahui batasan-batasan yang berlaku pada saat berpolitik, atau yang kita kenal sebagai sebuah Etika Politik. Selain usaha tersebut, hal lain yang hendaknya dilakukan oleh panitia penyeleksi rekruitmen ialah lebih mencermati dokumen-dokumen yang telah diserahkan oleh para calon, diamati dan dianalisa apkah data-data yang diberikan terbukti benar dan memenuhi validitas sebagai sebuah dokumen yang sah serta dapat dibuktikan kredibilitasnya. Usaha-usaha tersebut dapat berdampak positif bagi kondisi perpolitkan dan kondisi Negara, terutama  di Indonesia, yang pada masa sekarang telah memiliki citra yang kurang baik akbiat ulah para elit yang minim budi pekerti luhur.

Minggu, 13 April 2014

KEBIASAAN . . . .


KEBIASAAN merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh seseorang, baik secara rutin maupun tidak, disadari ataupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja. Kebiasaan tentu dimiliki oleh semua orang, baik itu kebiasaan yang bersifat positif maupun negatif. Atau bahkan kebiasaan yang dapat menguntungkan diri sendiri dan juga orang lain, seperti kebiasaan berbuat baik, kebiasaan berbagi, dan lain sebagainya. Ada juga kebiasaan yang menguntungkan diri sendiri tetapi merugikan orang lain, misalnya kebiasaan berbuat jahil. Kita akan merasa senang sekaligus gembira jika berhasil melakukan suatu tindakan konyol kepada orang lain yang membuatnya kesal. Namun di sisi lain, hal tersebut sangat tidak disukai oleh seseorang yang menjadi objek kejahilan kita.
Dalam ulasan kali ini, saya ingin sedikit bercerita, seperti kebanyakan orang, saya pun memiliki banyak kebiasaan. Salah satu kebiasaan yang paling saya amati adalah kebiasaan saya memainkan handphone dengan maksud untuk sekedar melihat kotak masuk. Hal tersebut merupakan suatu keanehan tersendiri bagi saya. Walaupun tanpa disadari dan tanpa dsengaja saya kerapkali melakukan hal itu, kapanpun dimanapun ketika handphone tersebut dapat saya jangkau, meskipun handphone itu tidak berdering sama sekali, tidak ada tanda-tanda khusus bahwa sebuah pesan telah diterima oleh handphone saya. Entah mengapa hal demikian dapat terjadi. Oleh sebab itu, saya berusaha melakukan sesuatu yang dapat meminimalkan kebiasaan saya tersebut, misalnya dengan cara menjauhkan handphone jika memang saya sedang ada kepentingan yang mengharuskan saya untuk fokus terhadap kepentingan itu, atau bahkan mematikannya apabila saya sedang mengerjakan tugas yang bersifat mendesak.
Itulah cerita tentang salah satu kebiasaan saya. Tentunya semua orang di dunia ini juga memilikinya. Maka dari itu, hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah bagaimana cara kita untuk mengontrol kebiasaan tersebut. Kebiasaan yang baik dapat kita kembangkan supaya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebaliknya, kebiasaan buruk dapat kita minimalkan agar kita terhindar dari masalah-masalah yang muncul, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain akibat kebiasaan buruk itu.