Rabu, 23 April 2014

Sebuah Periode Emas


Dilahirkan di sebuah keluarga kecil yang sarat akan kesederhanaan membuat saya menjadi pribadi yang tidak menyukai hal-hal mewah seperti kebanyakan orang. Tampil sederhana dan apa adanya merupakan ciri khas dari sosok ini. Kehidupan indah masa kecil yang penuh kasih dan sayang juga membentuk karakter saya sebagai sosok yang menghargai dan peduli terhadap sesama. Keluarga saya termasuk keluarga yang mengedepankan nilai-nilai sosial terutama nilai keagamaan. Semua hal yang beraroma religi selalu diajarkan kepada saya, si Hitam Manis. Bahkan sebelum ia memasuki jenjang Sekolah Dasar pun, si Hitam Manis sudah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah Taman Pendidikan Al-Qur’an, bukan Taman Kanak-kanak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Kurang lebih usia 4 atau 5 tahun, ia menjalani rutinitas itu, yakni berangkat ke TPA tiap pagi, terkadang diantar oleh ibu maupun saudara atau bahkan berangkat sendiri dengan jalan kaki pada saat itu. Selain aktivitas itu, hal lain yang kerap dilakukan oleh sosok kecil itu ialah mengikuti pengajian rutin pemuda kompleks tiap malam Jumat di kampungnya, memang pada saat itu si Hitam Manis merupakan yang paling muda dari semua yang mengikuti pengajian tersebut. Dan tak jarang juga ia tertidur di tengah-tengah acara. Lucu memang, namun itulah yang terjadi pada saat itu.
Tetapi si Hitam Manis pun tidak melupakan hal yang sewajarnya dilakukan oleh anak-anak pada umumnya, yakni bermain. Sepulang dari TPA, kebiasaannya ialah menanggalkan tas dan seragamnya di sembarang tempat lalu segera berganti baju dengan kaos dan celana pendek favoritnya (biasanya berwarna biru atau cokelat) dan kemudian berlari menemui teman-teman yang sedang asyik bermain di lapangan dekat rumah. Tentu itu menjadi hal yang sangat menyenangkan baginya.
Faktor pokok pembentuk pribadi si Hitam Manis ialah input sosialisasi yang diberikan oleh keluarganya, sosialisasi yang diberikan tergolong unik, dan memang hal itu sangat berpengaruh terhadap karakter dan kepribadiannya. Nilai-nilai yang sangat diterapkan antara lain kedisiplinan dan kejujuran. Dari hal kecil seperti untuk makan sangat diperhatikan oleh keluarganya. Hampir setiap hari ketika si Hitam Manis sedang bermain, ibu ataupun saudaranya menghampiri untuk mengajaknya pulang dan segera makan siang. Tak jarang jika sifat manjanya pada saat itu muncul, ibu memilih untuk membawa makanan ke tempat di mana si Hitam Manis bermain dan menyuapinya hingga ia merasa kenyang. Sungguh sosok ibu yang baik hati. Ketika waktu dzuhur tiba, dengan sendiri maupun atas perintah ibunya, sosok kecil itu bergegas ke musala yang sebenarnya berniat melakukan salat dzuhur, namun momen itu dimanfaatkan si Hitam Manis untuk meminta mikrofon kepada muadzin seusai melantunkan adzan, dengan maksud utnuk digunakannya sebagai pengeras suara dalam melantunkan syair sholawat sembari menunggu imam datang. Sungguh hal yang unik.
Tidak sekedar demikian, keluarga si Hitam Manis merupakan salah satu keluarga yang selalu memberikan penghargaan maupun hukuman kepadanya atas apa yang telah ia capai dan ia lakukan. Ketika si Hitam Manis memasuki Sekolah Dasar misalnya, pada semester pertama ia berhasil mendapatkan posisi pertama di kelasnya, nilai rapor yang sangat baik membuat keluarganya bangga dan tidak segan untuk memberikan hadiah berupa paket alat tulis, uang jajan, maupun kesempatan bertamasya di objek wisata yang ada di daerahnya saat itu. Tidak hanya penghargaan saja, hukuman pun tidak segan diberikan oleh keluarganya apabila ia melakukan hal yang melanggar aturan, misalnya saja teguran yang begitu mengena ketika ia pulang bermain terlalu sore, karena pada saat itu ia harus berangkat ke TPA lanjutan karena pagi harinya ia belajar di sekolah formal. Atau bahkan ketika ia dengan sengaja tidak berangkat ke TPA dan lebih memilih untuk bermain, maka jeweran kuping kanan dan kiri akan diberikan kepadanya. Hal yang menyakitkan pada saat itu, tapi itulah konsekuensi yang harus ia terima atas apa yang telah ia perbuat.
Pemaparan di atas merupakan sekelumit kisah kehidupan sosok kecil yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang penuh kasih sayang, sarat akan kedisiplinan dan mengedepankan aspek religi, serta menjunjung tinggi nilai kejujuran. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sosok itu. Dan dapat dimungkinkan sikap tersebut dapat menjadi sikap dasar dari sosok itu. Dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat, kita dapat terhindar dari masalah-masalah yang timbul atas kecerobohan kita. Nilai agama juga sangat berperan, mengingat itu adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan tidak dipungkiri bahwa tujuan akhir hidup kita adalah untuk bertemu Tuhan kita dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita lakukan selama di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar