Rabu, 23 April 2014

Hakekat Politik dalam Kehidupan Sehari-hari


Politik adalah salah satu ilmu yang telah ditemukan sejak lama. Yang mana dalam politik itu tertera metode atau cara untuk dapat meraih kekuasaan, maupun metode untuk mempengaruhi orang agar berkenan mengikuti apa yang kita harapkan. Politik juga membahas mengenai bagaimana pendekatan-pendekatan yang lazim dilakukan oleh seseorang untuk dapat berbaur dan menjadi pusat perhatian khalayak. Dengan kata lain, politik merupakan ilmu yang digunakan oleh seseorang untuk memperoleh ataupun mempertahankan kekuasaan, dengan cara-cara yang sudah dijelaskan di dalam ilmu tersebut. Sehingga seseorang atau kelompok dapat menjadi sebuah objek yang memiliki peran tertentu.
Seperti disiplin ilmu pada umumnya, ilmu politik juga memiliki berbagai fungsi pokok, yakni sebagai sarana komunikasi politik, artikulasi kepentingan, dan lain sebagainya. Yang seyogyanya fungsi-fungsi tersebut dapat dijalankan sebagaimana mestinya sesuai kode atau rambu-rambu yang diberlakukan dalam penjalanan fungsi-fungsi tersebut. Karena jika rambu-rambu tersebut tidak dihiraukan atau tidak diperhatikan, maka akan menyebabkan suatu ketimpangan sosial dalam masyarakat yang sebenarnya ketimpangan tersebut adalah hal yang terjadi karena sikap salah seorang atau kelompok yang kurang bertanggungjawab dalam menjalankan fungsi-fungsi politik.
Politik dalam kehidupan masyarakat memiliki banyak sekali manfaat, jika politik itu dijalankan sebagaimana mestinya. Karena di dalam ilmu politik tersebut telah diajarkan mengenai bagaimana cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tentunya dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan paradigma negatif di dalam masyarakat. Politik telah banyak memberikan jalan dan juga konsep-konsep yang sangat apik untuk diterapkan oleh manusia dalam setiap langkah yang ditempuhnya untuk meraih sebuah prestise dalam masyarakat dengan maksud dan itikad yang luhur.
Di Indonesia pada sekarang ini, politik seringkali disalahgunakan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggungjawab, mereka memanfaatkan politik untuk kepentingan pribadi atau golongannya, yang mana hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan nilai-nilai pada dasar atau pedoman Negara kita yakni Pancasila, yang di dalamnya memuat berbagai macam nilai kehidupan yang semestinya, seperti mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu juga banyak para elit politik di Indonesia yang gemar melakukan aksi terselubung yang sangat keji yaitu mengambil hak rakyatnya, dalam konteks ini adalah biaya-biaya yang seharusnya digunakan untuk melancarkan atau mendukung program-program pemerintah yang berkenaan dengan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali warga Negara Indonesia yang sampai sekarang ini masih jauh dari kategori “sejahtera” lantaran hak yang seharusnya mereka terima justru disalahgunakan oleh pihak yang tidak bermoral itu. Tanpa disadari, hal buruk yang mereka lakukan ialah sama dengan mencoba menyengsarakan rakyatnya sendiri, yang ada dalam benak merka hanyalah kesenangan duniawi semata. Mereka sama sekali tidak berprinsip dengan apa yang terdapat di dalam ilmu politik yang sesungguhnya.
Selain contoh besar di atas, politik juga terdapat bahkan tertanam pada masyarakat pada lapisan terbawah sekalipun, misalnya suatu kelas, baik itu jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Terdapat persaingan yang ketat di dalam suatu kelas, yang mana setiap individu berpacu dan memiliki ambisi untuk menjadi sosok yang unggul di dalam kelas tersebut. Hal itu seyogyanya tidak dilakukan dengan cara-cara ekstrim seperti menyontek saat mengerjakan ulangan, menjiplak pekerjaan orang lain, maupun membuat karya dengan menyalin secara keseluruhan sumber dari pihak lain atau yang sering disebut dengan plagiarisme, dimana hal itu merupakan suatu usaha yang salah. Seorang pelajar maupun mahasiswa hendaknya melakukan usaha yang sesuai dengan nilai-nilai sosial untuk meraih prestasi di kelas, dengan belajar yang tekun, mengerjakan tugas dari guru atau dosen dengan baik, dan tidak melakukan hal-hal lain yang dianggap sebagai sesuatu yang fatal.
Masih di lingkup dunia edukasi, organisasi yang terdapat di dalam sebuah instansi pendidikan itu sebenarnya sarat akan politik, dimana seseorang yang ingin menjadi atau menduduki posisi tertentu dalam sebuah struktur organisasi tersebut pasti melakukan metode politik, baik secara disadari maupun tidak. Seseorang yang ingin menjadi pemimpin misalnya, ia harus memberi bukti konkrit atas kinerja selama berkecimpung di dalam organisasinya, agar mendapat kepercayaan yang lebih dari para anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut. Selain itu, calon pemimpin juga harus melakukan pendekatan kepada semua elemen instansi pendidikan tersebut agar pada saat diadakan kegiatan pengambilan suara nanti bisa memperoleh suara lebih dari pada calon lainnya. Tentunya semua itu dilakukan sesuai prosedur yang tercantum.
Kemudian, arti politik yang sesungguhnya dalam kehiduoan bermasyarakat menurut saya ialah sikap kita dalam menjalani kehidupan ini, sikap dimana individu dapat memposisikan dirinya pada berbagai macam keadaan, dengan asumsi agar tercipta kerukunan di dalam masyarakat. Tidak hanya berbuat baik apabila kita sedang mencari perhatian kepada orang lain dalam sebuah kompetisi saja, tetapi berbuat baik setiap waktu di semua kondisi. Dengan hal itu, tentu kita bisa lebih mudah dalam menjalani berbagai aktivitas, terutama pada saat kita berada dalam sebuah ring kompetisi yang membutuhkan dukungan orang banyak. Sebuah kemenangan atau keberhasilan akan lebih mudah kita raih jika kita telah mendapatkan kepercayaan maupun respon positif dari orang lain.
Dalam dunia politik juga diajarkan tentang etika poltik, dimana seseorang yang sedang berpolitik itu harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam ilmu perpolitikan. Misalnya, dalam sebuah pemilihan calon legislatif anggota DPRD Provinsi, seorang calon tidak boleh berkampanye melebihi batas-batas aturan yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan atas rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Selain itu juga seorang calon tidak diperkenankan menjatuhkan nama calon lain dengan cara apapun yang dapat mencoreng dan merendahkan nama calon tersebut dengan tujuan agar saingannya itu dapat dengan mudah dikalahkan karena kesan buruk masyarakat terhadap calon itu. Hal tersebut sangat ditentang dalam aturan main sebuah pemilihan umum.
Begitu juga pada masyarakat pada umumnya, kita sebagai masyarakat yang baik tentu tidak boleh berperilaku atau bersikap rasis terhadap setiap komunikasi politik yang dilakukan oleh calon legislatif yang sedang menyampaikan maksud dan tujuan ia mencalonkan diri bakal wakil rakyat. Masyarakat diharapkan  dapat mencermati setiap kata yang keluar dari mulut calon tersebut, mengolah serta menganalisisnya. Selain itu juga kita dihimbau untuk menelusuri rekam jejak si calon dari berbagai aspek, sehingga kita dapat menyimpulkan terkait dengan siapa yang akan kita pilih dan dianggap layak untuk menjadi wakil kita di tingkat provinsi atau bahkan di kancah nasional selama satu periode.
Dari pemaparan di atas, kita dapat mengambil intisari dari semua itu, kita sebagai makhluk sosial yang berbudi pekerti luhur, tentunya dapat bersikap secara arif bijaksana dalam setiap tindakan kita, termasuk dalam berpolitik. Jangan sampai kita membuat masalah, baik ringan maupun berat kepada orang lain (individu atau kelompok), sehingga masyarakat terhindar dari konflik yang disebabkan atas kesewenang-wenangan salah satu pihak. Kita jadikan politik sebagai alat untuk meraih keuksesan yang hakiki, yang akan membawa kita kepada kebahagiaan yang sesungguhnya, bahagia yang kekal, tidak terganjal oleh suatu hal yang disebabkan oleh keteledoran pada masa lampau saat berpolitik dalam lingkungan. Politik bukanlah sesuatu yang kotor, politik ibarat sebuah pohon kelapa, yang semua bagiannya dapat dimanfaatkan dan dapat bermanfaat, selagi benar dalam menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar